Setiap nabi yang diutus oleh Allah di muka bumi ini
dibekali dengan mu’jizat. Mu’jizat adalah sesuatu di luar kebiasaan yang
diiringi dengan pengakuan sebagai nabi dan ditujukan untuk membenarkan atas
pengakuan kenabian tersebut. Nabi Ibrahim a.s. dibekali dengan mu’jizat kebal
dari api ketika beliau dihukum dengan api karena menghancurkan berhala kaum
musyrik. Nabi Musa a.s. dibekali mu’jizat berupa tongkat sakti yang bisa
berubah menjadi ular raksasa dan bisa membelah lautan. Nabi Isa a.s. dibekali
dengan kemampuan berbicara saat masih bayi. Mu’jizat para nabi terdalulu
bersifat terbatas untuk satu tujuan tertentu yaitu pembuktian kenabian pada
saat adanya penolakan dari umatnya.
Berbeda dengan para nabi sebelumnya, Nabi Muhammad s.a.w.
dibekali dengan mu’jizat yang abadi yaitu al-Quran. Sebagai kitab suci,
al-Quran telah menjadi bukti kenabian Muhammad s.a.w. sepanjang masa. Semakin
dikaji dan digali kandungannya, maka semakin membuktikan kebenaran risalah
Muhammad dan ajarannya. Sebagai mu’jizat maka keberadaan al-Qur’an menjadi
penjamin eksistensinya agama Islam di muka bumi ini.
Sebagai mu’jizat yang abadi, Allah s.w.t. telah berjanji
untuk melindungi al-Quran secara langsung dan melalui hamba-hambaNya yang
beriman. Dalam surah al-Hijr:15 “Sesunggunya Aku telah menurunkan al-Aqur’an
dan Akulah Yang Menjaganya”. Ibnu Katsir menegaskan bahwa Allah s.w.t. telah
berjanji untuk menjaga sendiri al-Quran dari segala bentuk perubahan dan
penggantian isinya. Allah juga menjaga al-Qur’an melaui hambaNya, dengan
menempatkan mereka yang rajin menghafalkan al-Quran dan membacanya sebagai
orang yang sangat mulia di hadapanNya. Rasulullah s.a.w. mengabarkan bahwa
Allah mempunyai keluarga dari kalangan manusia, para sahabat pun bertanya
“Siapa mereka itu?”, Rasulullah s.a.w menjawab “Ahli (orang yang menggeluti)
al-Quran adalah keluarga Allah” [Hakim:2046]. Sangat mulia orang yang
membiasakan diri membaca al-Quran sehingga dikatakan dalam satu hadist “Tidak
ada yang layak untuk mendapatkan kedengkian, kecuali dua kelompok manusia,
yaitu orang yang dikaruniai al-Quran lalu ia membacanya siang dan malam dan
orang yang dikaruniai harta lalu ia bersedekah siang dan malam” (Muslim).
Marilah kita ikut menjadi pembela dan pengawal mu’jizat
abad tersebut dengan rajin membacanya, menghafalnya, mempelajari makna dan
artinya serta mengamalkannya dalam kehidupan kita sehari-hari. Dalam satu
hadist ditegaskan: “Puasa dan al-Quran memberi syafaat kepada hamba di hari
Kiamat nanti, puasa berkata “Ya Allah aku telah menghalanginya dari makanan dan
syahwat maka berilah ia syafaat karenaku”, al-Qur’an berkata “Ya Allah aku
telah menghalanginya dari tidur malam, maka berilah ia syafaat karenaku”
[Hakim:2036].
Muhammad Niam
Belum ada tanggapan untuk "Al-Qur'an Mu'jizat Abadi"
Posting Komentar